Sabtu, 09 Januari 2016

BLENDED LEARNING

Pengertian Blended Learning
Blended learning adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua suku kata yaitu blended dan learning. Blended berarti campuran sedangkan learning berarti pendekatan pembelajaran. Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka (face to face) dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa . Pelaksanaan pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka.
Menurut Thorne (2003), blended learning adalah perpaduan dari: teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon conference, animasi teks online  dan video-streaming. Semua ini dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan satu-satu. Blended learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi juga gaya si pembelajar.
Menurut MacDonald (2008), istilah blended learning biasanya berasosiasi dengan memasukkan media online pada program pembelajaran, sementara pada saat yang sama tetap memperhatikan perlunya mempertahankan kontak tatap muka dan pendekatan tradisional yang lain untuk mendukung siswa. Istilah ini juga digunakan saat media asynchronous seperti email, forums, blogs atau wikis digabungkan dengan teknologi, teks atau audio sinkronus.
Bersin (2004) menjelaskan bahwa blended learning adalah kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas, dan berbagai jenis peristiwa) untuk menciptakan program pembelajaran yang optimum untuk audiens (siswa) yang spesifik. Istilah blended sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional di dukung dengan format elektronik  yang lain. Program blended learning menggunakan berbagai bentuk e-learning, mungkin digabungkan dengan pelatihan yang terpusat pada instruktur dan format langsung lainnya.
Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri menggunakan faslitas teknologi computer dan komunikasi atau kita kenal dengan istilah online.
            Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning
Adapun karakteristik dari blended learning antara lain :
a.       Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian model pengajaran, gaya pembelajaran serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b.      Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online
c.       Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
d.      Guru dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai pendukung.
Blended learning dibutuhkan pada saat :
Ø  Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
Ø  Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi
Ø  Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar
Ø  Membantu proses percepatan pengajaran
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh. Ciri tekhnologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal ini lah mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran secara blended learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga.

Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
 Blended learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan sistem tatap muka maupung dengan sistem e-learning atau pembelajaran online. Tingkat efektifitas tersebut ditunjang dengan kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran dengan sistem pembauran (blended learning), sebagai berikut:
  1. Penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan sistem jaringan internet.
  2. Peserta didik memiliki keleluasan untuk mempelajari materi atau bahan ajar secara mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar yang tersimpan secara online.
  3. Kegiatan diskusi berlangsung secara online/offline dan berlangsung diluar jam pelajaran, kegiatan diskusi berlangsung baik antara peserta didik dengan guru maupun antara antar peserta didik itu sendiri.
  4. Pengajar dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan siswa diluar jam pelajaran peserta didik.
  5. Pengajar dapat meminta kepada peserta didik untuk mengkaji materi pelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menyiapkan tugas-tugas pendukung.
  6. Target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesaui dengan target yang ditetapkan
  7. Pembelajaran menjadi luwes dan tidak kaku
Pembelajaran dengan konsep kombinasi/pembauran selain memiliki kelebihan-kelebihan di atas juga memiliki kekurangan-kekurangan, antara lain:
  1. Pengajar perlu memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan e-learning
  2. Pengajar perlu menyiapkan waktu untuk  mengembangkan dan mengelola pembelajaran sistem e-learning, seperti mengembangkan materi, menyiapkan assesment, melakukan penilaian, serta menjawab atau memberikan pernyataan pada forum yang disampaikan oleh peserta didik.
  3. Pengajar perlu menyiapkan referensi digital sebagai acuan peserta didik dan referensi digital yang terintegrasi dengan pembelajaran tatap muka
  4. Tidak meratanya sarana dan prasarana pendukung dan rendahnya pemahaman tentang teknologi.
  5. Diperluken strategi pembelajaran oleh pengajar untuk memaksimalkan potensi blended learning.

Potensi penerapan pembelajaran dengan sistem blended learning sangat memungkinkan untuk dilaksanakan, ini seiring dengan berkembangan teknologi informasi dan komunikasi bagi dari segi menjamurnya aplikasi pendukung juga disertai dengan meratanya pemanfaatan teknologi tersebut bagi masyarakat, sehingga kekurangan-kekurangan seperti yang disebutkan di atas dapat diatasi dengan adanya kemauan yang besar dari pengajar.

Penerapan Blended Learning Di Sekolah
Banyak alasan mengapa digunakan strategi pembelajaran blended learning salah satunya karena dengan penggunaan blended learning, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar dan media yang digunakan, selain itu pembelajar dapat menyesuaikan bentuk kombinasi yang diinginkan dengan memperhatikan sisi dari pemelajar. Konsep blended learning saat ini lebih identik dengan pemahaman akan pencampuran pembelajaran online learning dengan pembelajaran tatap muka.
Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat terlebih dengan adanya teknologi Internet. Banyak hal positif yang dapat diambil dari keunggulan dan kemampuan internet, salah satunya adalah dengan memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran. Model-model pembelajaran dengan e-learning mulai dikembangkan karena penggunaannya tidak lepas dari peran internet. Secara utuh e-learning didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajaran dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau bahkan saling berjauhan, namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi secara langsung dan tidak langsung. E-learning merupakan satu bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam bentuk digital melalui teknologi internet. Pembelajaran online (Online learning) merupakan bagian dari model pembelajaran e-learning. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan online learning sebagai salah satu model pembelajaran bukanlah hal baru. Online learning memanfaatkan kemampuan dan keunggulan teknologi internet dalam kegiatan pembelajaran. Online learning sama seperti e-learning berusaha memecahkan masalah ruang dan waktu, dengan meniadakan keterbatasan jarak dan waktu di antara pembelajar. Menurut Carliner (1999) online learning adalah sebagai berikut Online learning as educational material that is presented on a computer. Dari definisi yang dikemukakan oleh Carliner online learning merupakan meteri pendidikan yang ditayangkan dengan memanfaatkan komputer. Online learning lebih menitikberatkan ke peserta didik untuk belajar mandiri, dengan fokus utamanya adalah pembelajar.
Online learning mengakibatkan berkurangnya interaksi antara pemelajar dan pembelajar bahkan hilangnya interaksi antara peserta didik itu sendiri. Online learning lebih cocok untuk pembelajaran yang lebih condong ke kognitif, tetapi untuk pembelajaran yang afektif dan psikomotorik penggunaan online learning dirasa kurang cocok. Untuk mengatasi kendala tersebut maka online learning dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka dimana pemelajar dan pembelajar akan bertemu, itulah yang disebut dengan blended learning atau pembelajaran campuran. Dengan dikombinasikan dengan tatap muka maka akan timbul interaksi yang lebih intens antara pembelajar dan pembelajar, dengan pembelajaran tatap muka belajar yang lebih condong ke sisi afektif dan psikomotorik juga akan bisa dipelajari secara lebih baik.
Penerapan blended learning dalam proses pembelajaran tentu membutuhkan satu strategi pembelajaran yang baik, karena blended learning mengkombinasikan 2 model pembelajaran. Kemampuan dalam menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang sistematis. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, metode pembelajaran, media dan bahan pelajaran serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pengaruh Blended Learning Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah
            Seperti kita ketahui belajar yang bermakna adalah belajar yang memberikan arti bahwa dengan belajar maka hasil yang akan dicapai oleh peserta didik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik sangat mengidam-idamkan belajar yang menyenangkan dan tidak monoton. Perubahan zaman yang membuat seorang guru harus melakukan inovasi dalam proses pembelajaran khususnya dalam strategi pebelajaran. Pemanfaatan teknologi yang dirasakan saat ini harus benar-benar di manfaatkan agar peserta didik mampu bersaing dengan peserta didik dari negara lain.
            Kita sebagai guru sangat menginginkan peserta didik yang kita bina mampu bertahan dan menjadi petarung yang tangguh di dunia. Mereka jangan sampai kalah saing dengan peserta didik dari luar negeri. Untuk itu perlu kita bekali peserta didik dengan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin sangat berarti peggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak ingin peserta didik bangsa ini menjadi gagap teknologi atau biasa dikenal dengan istilah gaptek.
            Seperti yang dikemukakan oleh Gagne (1984) Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut:
(1) melibatkan pembelajaran dalam proses belajar;
(2) mendorong munculnya keterampilan untuk belajar mandiri (learn how to learn);
(3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajar;
(4) memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu memberikan arti kebermaknaan dalam proses pembelajaran.
            Seperti dijelaskan di atas bahwa blended learning merupakan strategi pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik dapat meningkatkan potensi atau hasil pembelajaran dengan maksimal dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang di jaman ini. Dengan strategi ini diharapkan peserta didik memiliki motivasi yang kuat dalam melaksanakn proses pembelajaran.
            Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan terkait dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam A.M. Sadirman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
            Pengertian belajar menurut Morgan, megatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Moh. Surya (1981:32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
            Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.
            Blended learning dapat dijadikan sebagai penggerak yang datang dari luar yang mampu memberikan suasana yang menyenangkan dalam belajar dan mampu memberikan hasil belajar yang maksimal melalui media internet sebagai sumber dan alat belajar yang dapat digunakan dimanapun peserta didik berada. Peserta didik tidak hanya belajar secara monoton harus memperhatikan guru di dalam kelas namun peserta didik dapat melakukan pembelajaran dimanapun dia berada, kapanpun dia mau dan dengan mudah peserta didik dapat mengakses materi-materi pembelajaran melalui internet.